••• Sehatkah Vagina Anda? Ini Indikatornya •••
detikHealth.com-Alat kelamin wanita atau vagina tidak hanya berfungsi sebagai alat reproduksi, melainkan juga ja...lan lahir. Ironisnya, masih banyak wanita yang merasa tabu untuk membicarakannya, bahkan dengan dokter sendiri. Tak banyak wanita yang berani bertanya, 'Apakah vagina saya normal?'
Dibandingkan alat kelamin pria, vagina pada wanita memang lebih sering bermasalah karena letaknya yang berada di dalam. Bila kebersihannya tak benar-benar dijaga dengan baik, gangguan seperti gatal, bau dan keputihan kerap kali terjadi.
Sayangnya, tidak sedikit wanita yang malu bertanya ketika dirinya merasa ada yang salah dengan alat vitalnya tersebut. Untuk menjawab permasalahan itu, dr. Ryan Thamrin dalam 'Dr Oz Indonesia' mengungkapkan tiga indikator untuk memeriksa sendiri keadaan vagina, yaitu sebagai berikut:
1. Kadar kelembapan
"Caranya mudah, masukkan jari kelingking ke dalam mulut dan sentuh dinding mulut Anda. Rasakan kelembabannya. Seperti itulah kira-kira kelembaban normal vagina," jelas dr. Ryan Thamrin kepada detikHealth, Kamis (24/5/2013).
Kelembapan bisa berkurang karena beberapa hal antara lain menopause. Bila kelembapan berkurang, tidak perlu terlalu dipermasalahkan, kecuali bila Anda merasa keadaan ini mengganggu hubungan intim Anda dengan pasangan.
2. Bau
Normalnya vagina tidak berbau, namun bila muncul bau tidak sedap seperti bau anyir, ada kemungkinan telah terjadi infeksi jamur dan bakteri.
3. Lendir atau cairan yang keluar
Normal tidaknya lendir atau cairan yang keluar dari vagina bisa dilihat dari warna dan kepekatannya. Normalnya, lendir berwarna bening dan kepekatannya seperti baby oil atau putih telur. Biasanya terjadi menjelang masa subur dan di saat masa subur.
Bila warnanya putih dan lebih pekat seperti body lotion, masih tergolong normal karena biasa terjadi setelah ovulasi atau masa subur berakhir atau ketika terangsang secara seksual.
Keadaan yang tidak normal adalah ketika cairan yang keluar kental dan warnanya kekuningan, kehijauan, atau kecoklatan, karena telah terjadi peradangan serta infeksi bakteri dan jamur.
Penyebabnya antara lain penggunaan obat antibiotika dalam waktu lama, sehingga keseimbangan flora normal terganggu. Bisa juga karena sistem kekebalan tubuh yang tidak bekerja sebagaimana mestinya, penggunaan pil KB, atau hubungan seks yang tidak sehat.
"Pada umumnya, para wanita pernah mengalami keadaan yang tidak normal. Tapi bila ini terjadi pada Anda, ada baiknya segera konsultasikan dengan dokter. Selain itu, konsumsi minuman yang mengandung probiotik bisa membantu menjaga keseimbangan flora normal di daerah kewanitaan," saran dr. Ryan.
••• By Crystal for women •••
detikHealth.com-Alat kelamin wanita atau vagina tidak hanya berfungsi sebagai alat reproduksi, melainkan juga ja...lan lahir. Ironisnya, masih banyak wanita yang merasa tabu untuk membicarakannya, bahkan dengan dokter sendiri. Tak banyak wanita yang berani bertanya, 'Apakah vagina saya normal?'
Dibandingkan alat kelamin pria, vagina pada wanita memang lebih sering bermasalah karena letaknya yang berada di dalam. Bila kebersihannya tak benar-benar dijaga dengan baik, gangguan seperti gatal, bau dan keputihan kerap kali terjadi.
Sayangnya, tidak sedikit wanita yang malu bertanya ketika dirinya merasa ada yang salah dengan alat vitalnya tersebut. Untuk menjawab permasalahan itu, dr. Ryan Thamrin dalam 'Dr Oz Indonesia' mengungkapkan tiga indikator untuk memeriksa sendiri keadaan vagina, yaitu sebagai berikut:
1. Kadar kelembapan
"Caranya mudah, masukkan jari kelingking ke dalam mulut dan sentuh dinding mulut Anda. Rasakan kelembabannya. Seperti itulah kira-kira kelembaban normal vagina," jelas dr. Ryan Thamrin kepada detikHealth, Kamis (24/5/2013).
Kelembapan bisa berkurang karena beberapa hal antara lain menopause. Bila kelembapan berkurang, tidak perlu terlalu dipermasalahkan, kecuali bila Anda merasa keadaan ini mengganggu hubungan intim Anda dengan pasangan.
2. Bau
Normalnya vagina tidak berbau, namun bila muncul bau tidak sedap seperti bau anyir, ada kemungkinan telah terjadi infeksi jamur dan bakteri.
3. Lendir atau cairan yang keluar
Normal tidaknya lendir atau cairan yang keluar dari vagina bisa dilihat dari warna dan kepekatannya. Normalnya, lendir berwarna bening dan kepekatannya seperti baby oil atau putih telur. Biasanya terjadi menjelang masa subur dan di saat masa subur.
Bila warnanya putih dan lebih pekat seperti body lotion, masih tergolong normal karena biasa terjadi setelah ovulasi atau masa subur berakhir atau ketika terangsang secara seksual.
Keadaan yang tidak normal adalah ketika cairan yang keluar kental dan warnanya kekuningan, kehijauan, atau kecoklatan, karena telah terjadi peradangan serta infeksi bakteri dan jamur.
Penyebabnya antara lain penggunaan obat antibiotika dalam waktu lama, sehingga keseimbangan flora normal terganggu. Bisa juga karena sistem kekebalan tubuh yang tidak bekerja sebagaimana mestinya, penggunaan pil KB, atau hubungan seks yang tidak sehat.
"Pada umumnya, para wanita pernah mengalami keadaan yang tidak normal. Tapi bila ini terjadi pada Anda, ada baiknya segera konsultasikan dengan dokter. Selain itu, konsumsi minuman yang mengandung probiotik bisa membantu menjaga keseimbangan flora normal di daerah kewanitaan," saran dr. Ryan.
••• By Crystal for women •••
Tiada ulasan:
Catat Ulasan