Dikutip dari Washington Post, Jum’at (14/6/2014), sedikitnya 90.000
Tentara Shofawiy Iraq telah meninggalkan tugas dinasnya dalam satu
minggu sejak awal pecahnya peperangan besar baru-baru ini.
Sebagian dari mereka lari kabur dari markas-markasnya mencari tempat aman jauh dari kejaran Mujahidin, sementara sebagian lainnya memilih menyerahkan diri pada Mujahidin dengan harapan mendapatkan pengampunan.
Angka desersi paling tinggi terjadi di kota Mosul, Provinsi Ninawa yang telah jatuh dalam kontrol penuh Daulah Islam. Jumlah Tentara Iraq yang meninggalkan pos-pos penjagaan mereka mencapai puluhan ribu.
Lalu disusul dengan desersi besar-besaran di kota Tikrit, Sholahuddin. Dalam satu hari, sebanyak 4.500 personel militer menyerahkan diri pada Mujahidin. Kota Tikrit pun jatuh dalam genggaman Daulah Isalm tanpa harus menembakkan satu peluru pun.
Fenomena ini menimbulkan efek negatif domino di pihak musuh. Tak sedikit dari para pejabat pemerintah Syiah Iraq marah besar. Perdana Menteri Nuri al Maliki sampai mengeluarkan putusan pada setiap komandan pasukan untuk menangkap para prajuritnya yang kabur dan enggan melawan Mujahidin Daulah.
Sementara itu, sebagian Komandan Militer mulai jatuh rasa kepercayaannya pada sebagian besar prajuritnya. Kepercayaan mereka kini berpaling pada Milisi-milisi Syiah lokal maupun Internasional dari Iran.
Padahal, negara tersebut adalah sosok yang paling dibenci oleh Ahlus Sunnah Iraq, dan tentu campur tangan Iran secara langsung dan terbuka di negara dua aliran sungai tersebut justru akan semakin memicu semangat perlawanan Sunni, dan memperpanas kondisi.
Dampak lainnya, Amerika Serikat berang lantaran uang hibah sebesar 117 trilyun rupiah untuk memperkuat Militer Iraq tidak berfaedah sama sekali.
(shoutussalam).
Sebagian dari mereka lari kabur dari markas-markasnya mencari tempat aman jauh dari kejaran Mujahidin, sementara sebagian lainnya memilih menyerahkan diri pada Mujahidin dengan harapan mendapatkan pengampunan.
Angka desersi paling tinggi terjadi di kota Mosul, Provinsi Ninawa yang telah jatuh dalam kontrol penuh Daulah Islam. Jumlah Tentara Iraq yang meninggalkan pos-pos penjagaan mereka mencapai puluhan ribu.
Lalu disusul dengan desersi besar-besaran di kota Tikrit, Sholahuddin. Dalam satu hari, sebanyak 4.500 personel militer menyerahkan diri pada Mujahidin. Kota Tikrit pun jatuh dalam genggaman Daulah Isalm tanpa harus menembakkan satu peluru pun.
Fenomena ini menimbulkan efek negatif domino di pihak musuh. Tak sedikit dari para pejabat pemerintah Syiah Iraq marah besar. Perdana Menteri Nuri al Maliki sampai mengeluarkan putusan pada setiap komandan pasukan untuk menangkap para prajuritnya yang kabur dan enggan melawan Mujahidin Daulah.
Sementara itu, sebagian Komandan Militer mulai jatuh rasa kepercayaannya pada sebagian besar prajuritnya. Kepercayaan mereka kini berpaling pada Milisi-milisi Syiah lokal maupun Internasional dari Iran.
Padahal, negara tersebut adalah sosok yang paling dibenci oleh Ahlus Sunnah Iraq, dan tentu campur tangan Iran secara langsung dan terbuka di negara dua aliran sungai tersebut justru akan semakin memicu semangat perlawanan Sunni, dan memperpanas kondisi.
Dampak lainnya, Amerika Serikat berang lantaran uang hibah sebesar 117 trilyun rupiah untuk memperkuat Militer Iraq tidak berfaedah sama sekali.
(shoutussalam).
Tiada ulasan:
Catat Ulasan